Martin Seligman & Positive Organization

Arvan Pradiansyah

Motivator Nasional – Leadership & Happiness

martin seligman - positive organization
Martin Seligman – Positive Organization

Kalau mendengar istilah Positive Organization ingatan saya pasti akan langsung tertuju kepada Prof. Martin Seligman, pelopor Psikologi Positif dan seorang Psikolog yang sangat dihormati di dunia. Saya ingat bertemu Marty – demikian ia biasa dipanggil –  di sebuah pagi yang cerah di kota Sydney, Australia. Waktu itu ia baru saja selesai memberikan Keynote Speech-nya di acara Happiness Conference. Saya sudah cukup lama berkorespondensi dengan Marty tapi baru kali ini bisa berjumpa secara langsung dengannya.

Tak banyak yang dapat kami bahas dalam pertemuan yang singkat itu. Hanya sebatas ramah tamah dan berbincang-bincang ringan. Marty seorang koleris yang tegas tapi cukup ramah. Ia segera mengenali saya sebagai orang yang selama ini berkorespondensi dengannya.

Waktu itu saya hanya menanyakan bagaimana perasaan Marty selama ini dalam mengembangkan Psikologi Positif. Marty bilang ia bahagia bisa memberikan kontribusi yang positif kepada dunia. Bahkan ia sempat curhat pada saya bahwa selama 40 tahun menjadi  psikolog ia sulit untuk bisa bahagia.

“Mengapa demikian, Marty?” tanya saya.

“Bagaimana bisa bahagia, kalau setiap hari saya menangani orang-orang yang stres, frustrasi, depresi bahkan berniat bunuh diri. Selama ini Psikologi hanya digunakan untuk menangani orang-orang yang bermasalah, padahal Psikologi bisa berperan untuk meningatkan kualitas hidup manusia, membuat orang menemukan makna dan berbahagia.”

Itu saja yang sempat kami obrolkan pagi itu. Acara Marty di Sydney memang sangat padat. Selama pembicaraan kami yang sebentar itu saja beberapa kali panitia memberikan kode kepada Marty untuk segera menuju acara berikutnya. Kepada panitia Marty mengatakan bahwa ia membutuhkan waktu beberapa menit lagi untuk bisa berbincang-bincang dengan saya.

Martin Seligman Menguraikan Rumus Kesejahteraan (Well Being)

Kesempatan untuk belajar dengan Marty baru benar-benar terjadi dua hari kemudian di sebuah acara seminar yang berdurasi 4 jam. Dalam kesempatan itu, Marty menguraikan dengan rinci riset yang telah ia lakukan sampai bisa menghasilkan sebuah rumus kesejahteraan (well being) yang disingkat dengan PERMA.

martin seligman merumuskan perma
Rumus kesejahteraan (well being) yang dikemukakan oleh Martin Seligman dikenal dengan akronim PERMA.

PERMA adalah akronim 5 unsur pembangun kesejahteraan yaitu: Positive Emotion, Engagement, Relationship, Meaning dan Accomplishment (atau Achievement). Positive Emotion adalah emosi positif yang perlu kita miliki dalam hidup. Engagement adalah keterlibatan, keasyikan dalam beraktivitas yang membuat kita lupa waktu. Relationship adalah hubungan positif yang perlu kita upayakan dengan semua orang yang berinteraksi dengan kita. Meaning adalah melakukan sesuatu yang lebih besar daripada diri kita sendiri. Dengan melayani sesuatu yang lebih besar, maka kita akan merasa berarti, berguna, berdaya, bermakna. Accomplishment adalah prestasi yang harus kita ukir dalam kehidupan kita. Orang yang berprestasi akan merasa hidupnya berharga.

“Bagaimana proses menemukan 5 elemen tersebut?” tanya saya di acara diskusi.

Saya menangkap Marty tidak terlalu nyaman dengan pertanyaan ini. Awalnya ia menjawab singkat bahwa itulah hasil kesimpulan timnya. Saya kemudian mengatakan bahwa saya senang dengan akronim PERMA yang sederhana dan mudah diingat, namun sebagai seorang pemikir sekaligus praktisi Happiness, saya benar-benar ingin belajar dengan memahami bagaimana “pergulatan dan dinamika” dalam tim Marty sampai akhirnya memutuskan PERMA ini.

Optimism dan Resilience

Sampai disitu Marty masih mengatakan, “Ya, pokoknya kami sudah memutuskan 5 elemen ini..” Tapi saya masih terus bertanya memintanya untuk menjelaskan lebih jauh. Akhirnya, melihat kegigihan (juga mungkin ketulusan) saya, Marty kemudian membuka diri. “Tadinya ada 7 elemen yang saya temukan. Selain PERMA juga ada: Optimism dan Resilience. Namun saya merasa 7 terlalu banyak maka harus dikurangi lagi hingga akhirnya menghasilkan 5 elemen.”

Terus terang saya kurang puas dengan jawaban Marty. Bahkan Marty belum juga menjelaskan apa yang membuat ia dan timnya mereduksi Optimism dan Resilience itu. Sebagai seorang konsultan dan disainer program, saya benar-benar berkepentingan untuk mengetahui apa dasar pemikiran beliau sampai bisa menghasilkan PERMA. Sayangnya kesempatan belum berpihak kepada saya. Ada banyak juga peserta seminar yang bertanya kepada Marty dalam waktu yang sangat terbatas itu. Namun pertanyaan peserta lain – mayoritas peserta adalah dari Australia – tidak ada yang berkaitan dengan hal yang mendasar. Mereka lebih banyak ingin memperdalam mengenai setiap unsur dalam PERMA.

Sayangnya saya juga tidak mendapatkan jawaban pertanyaan saya dalam buku Marty yang berjudul Flourish (Random House Australia: 2011). Padahal menurut saya, kalau kita bicara mengenai kesejahteraan (well being) — Marty lebih suka menggunakan istilah ini ketimbang happiness —  maka optimisme dan daya lentur (resilience) sesungguhnya merupakan hal yang sangat penting. Orang yang optimis akan selalu bersemangat karena selalu melihat masa depan yang cerah dan menjanjikan. Ini tentu saja sebuah hal positif yang perlu ditumbuhkan di dunia kerja, apalagi menghadapi disrupsi yang terjadi belakangan ini yang sangat mungkin membuat kita pesimis karena tidak bisa mengulangi rumus kesuksesan masa lalu.

Begitu juga dengan daya lentur (resilience). Daya lentur ini berbicara mengenai bagaimana kita menghadapi kesulitan dan tantangan. Apakah kita bisa tetap bertahan, bisa cepat bangun ketika terjatuh? Kurangnya daya lentur akan mempengaruhi kebahagiaan dan kesuksesan organisasi.

Jadi kesimpulan saya, PERMA sesungguhnya barulah langkah awal yang sangat berharga untuk menciptakan positive organization. Masih terbuka peluang lebar bagi para peneliti, pemikir dan praktisi di bidang Psikologi Positif untuk terus mengembangkan hal ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


kelebihan arvan pradiansyah