Mengapa Cerita Perselingkuhan Begitu Digemari?

Arvan Pradiansyah

Motivator Nasional – Leadership & Happiness

Layangan Putus dan The World of The Married serial dengan tema perselingkuhan
Salah satu cerita perselingkuhan dalam rumah tangga yaitu serial Layangan Putus. Serial ini merupakan The World of The Married versi Indonesia.

Cerita perselingkuhan kerap kali digemari sebagian besar masyarakat kita, serial Layangan Putus contohnya. Layangan Putus (LP) telah menjadi perbincangan publik di hari-hari belakangan ini. Serial dengan tema perselingkuhan ini telah ditonton lebih dari 15 juta kali dalam satu hari penayangannya, bahkan menduduki top trending selama berminggu-minggu. Kesuksesan serial ini sesungguhnya meniru “The World of Marriage” sebuah serial Korea yang beberapa waktu lalu sempat marak dan menjadi pembicaraan masyarakat.

Mengapa orang begitu menggemari cerita semacam ini? Paling tidak ada 3 alasannya. Pertama, eskapisme. Orang menonton opera sabun semacam ini sebagai sebuah cara untuk beristirahat sejenak dan mengalihkan perhatiannya dari kehidupan dan rutinitas sehari-hari. Dengan menonton mereka akan mendapatkan kesegaran dengan larut dalam cerita bahkan boleh jadi membayangkan dirinya menjadi tokoh tertentu dalam cerita.

Alasan kedua adalah karena tak ingin ketinggalan jaman, tidak ingin tersisih dari pergaulan. Bagaimana tidak, semua orang kini membicarakan Layangan Putus: dalam obrolan antar tetangga, komunitas olah raga, arisan, dan lain-lain. Kalau Anda belum nonton LP seketika itu juga Anda tak akan bisa bergabung dengan topik yang sedang dibicarakan.

Bahkan saking serunya – banyak orang yang membicarakan Aris, Kinan dan Lidya seakan-akan mereka benar-benar ada dan tinggal di dekat kita. Karena itu menggunjingkannya menjadi sangat menarik dan menciptakan pembicaraan yang tak habis-habisnya. Itulah hebatnya promosi serial ini yang membuat tajuk: berdasarkan kisah nyata. Padahal penulis Mommy ASF yang menulis novel LP  mengatakan bahwa film ini fiktif alias sangat berbeda dengan novel yang ia tulis.

Alasan ketiga adalah karena apa yang digambarkan dalam serial ini begitu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Ini tentu saja berbeda dengan serial “The World of Marriage” yang berlatar belakang budaya Korea. Jadi betapapun asyiknya menonton serial tersebut kita selalu merasa memiliki jarak dengan mereka, bahwa mereka bukan kita,  bahkan mereka mungkin juga tidak real. Ini bedanya dengan LP. Di sini mereka adalah kita. Ini yang membuat penghayatan masyarakat terhadap LP jauh lebih intensif.

Dampak Merugikan Menonton Serial Perselingkuhan

kasus perselingkuhan
Dampak menonton serial tema perselingkuhan.

Satu pertanyaan penting berikutnya adalah apakah menonton serial seperti ini bisa memberikan dampak yang merugikan? Jangan lupa, menonton sebuah serial meninggalkan efek psikologis yang jauh lebih dalam dibandingkan dengan menonton film. Sebuah film betapapun populernya hanya akan menjadi pembicaraan untuk waktu yang relatif sebentar. Ini karena kita tidak mempunyai banyak waktu untuk menghayati dan memikirkan apa yang kita tonton secara mendalam.

Inilah bedanya dengan sebuah serial. Dalam serial cerita disampaikan secara lebih rinci, lebih pelan dan diekspos secara berulang-ulang. Cerita ini kemudian diproses secara perlahan ke pikiran bawah sadar (subconscious mind)  kita. Kita diajak untuk menyelami dan menghayati situasinya dengan pikiran dan emosi yang sangat intensif.

Dengan demikian sebuah serial sesungguhnya merupakan media yang sangat efektif untuk mengubah pandangan dan mindset kita tentang hidup dan kehidupan. Pertanyaannya adalah: apakah Anda merasa bahwa pandangan dan nilai-nilai Anda mengalami perubahan dari waktu ke waktu dengan menonton serial LP ini?

Jika jawaban Anda adalah “Tidak”, ini justru merupakan sebuah indikasi bahwa perubahan nilai-nilai sedang berlangsung. Masuknya nilai-nilai ke dalam subconscious mind memang terjadi secara perlahan-lahan dan tanpa disadari. Kita merasa masih menjadi orang yang sama padahal sesungguhnya nilai-nilai kita sudah mulai berubah.

Mindset Mempengaruhi Kehidupan

Di Amerika Serikat pernah dilakukan penelitian terhadap para wanita lajang mengenai mengapa mereka sult mendapatkan jodoh. Yang menarik sesungguhnya ada banyak pria yang tertarik pada wanita-wanita ini, tetapi para wanita inilah yang merasa tidak cocok dengan pria-pria yang mendekati mereka. Kondisi tersebut berlangsung terus sampai mereka mendekati usia 40 tahun.

Lantas apa yang sebenarnya terjadi? Melalui penelitian yang mendalam akhirnya terungkap bahwa para wanita ini adalah penggemar film-film Walt Disney. Film-film Disney ini begitu merasuki pikiran bawah sadar mereka sehingga tanpa disadari terbentuklah mindset mengenai pasangan yang ideal yaitu pangeran tampan dalam cerita-cerita Disney. Inilah ternyata yang membuat mereka selalu menolak pria-pria yang mencoba mendekat karena calon tersebut selalu tidak cocok dengan kriteria pangeran tampan ini. Yang menarik, para wanita ini sama sekali tidak menyadari hal ini.

Inilah kekuatan sebuah serial  dalam memasuki alam bawah sadar kita – dan boleh jadi itulah juga yang  terjadi dengan orang yang menonton LP. Boleh jadi para wanita yang memang menjadi target utama serial ini secara berangsur-angsur memiliki kecurigaan kepada suaminya. Para wanita lajang boleh jadi akan takut menikah karena melihat pernikahan itu penuh intrik dan jauh dari kebahagiaan. Mungkin saja juga mulai tercipta sebuah mindset bahwa selingkuh itu biasa. Juga mindset mengenai kebebasan dalam pergaulan dengan lawan jenis.

Sesungguhnya masyarakat kita jauh lebih membutuhkan banyak cerita baik: cerita tentang kebahagiaan dan rumah tangga yang bahagia seperti yang sejak lama disampaikan dalam Keluarga Cemara, Rumah Masa Depan atau Losmen. Ini tanggung jawab kita semua untuk mencerdaskan masyarakat. Para produser film juga harus mengubah mindset mereka dari berpikir “Bad News is Good News” menjadi “Good News is Good News”.

Mari kita sebarluaskan kebahagiaan melalui kisah-kisah yang positif dan membangun.

* * *

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


kelebihan arvan pradiansyah