Mengapa Orang Baik Berubah Menjadi Tidak Baik?

Arvan Pradiansyah

Motivator Nasional – Leadership & Happiness

orang baik jadi tidak baik
Mengapa orang baik menjadi tidak baik?

Lebih sulit mana, menjadi orang baik atau mempertahankan diri agar selalu menjadi orang baik?

Seorang bijak yang sering membantu orang untuk menyembuhkan luka batin sedang gundah gulana. Pasien-pasiennya protes dan menuntut pertanggungjawabannya. Ia didakwa melecehkan banyak wanita yang menjadi pasiennya. Ia diduga memanfaatkan posisinya sebagai seorang penyembuh dengan memperdaya mereka. Para wanita itu dijanjikan kesembuhan bila mereka mau mengikuti terapinya secara privat, hanya berdua dengannya, di kamar hotel, dan gratis.

Orang bijak ini sesungguhnya hanyalah satu contoh dari banyak orang bijak lain yang entah mengapa di kemudian hari berubah perilakunya 180 derajat. Dalam hidup kita sering dikejutkan oleh orang-orang baik yang kemudian melakukan hal yang diluar dugaan dan mengecewakan banyak orang yang sejak lama telah mengidolakannya. Ada tiga mindset yang menyebakan terjadinya hal ini.

Pertama: Orang Baik Berubah karena Sudah Mencapai Hasil

Orang yang sudah mencapai hasil sering merasa bahwa tugasnya sudah selesai. Dulu ia berjuang dari bawah dan karenanya ia perlu melakukan banyak kebaikan: membangun kepercayaan dengan orang lain, melayani dengan sepenuh hati, mendengarkan dengan penuh perhatian. Semua kebaikan itu sesungguhnya adalah tangga yang telah berhasil mengantarkannya ke posisi puncak. Sekarang tangga itu tidak diperlukan lagi. Perjuangan yang penuh keringat, darah dan air mata itu kini telah selesai. Rumus sukses itu sudah berlalu. Dan sekarang tibalah masa untuk menikmati dan melupakan semua sejarah penderitaan itu.

Hal inilah yang sering membuat orang yang sudah mencapai posisi puncak berubah menjadi individu yang berbeda. Kalau dulu ia selalu mendengarkan orang lain, sekarang ia lebih suka berbicara. Kalau dulu ia selalu melayani sekarang ia hanya ingin dilayani. Orang yang seperti ini tidak ingin menjadi orang baik. Ia hanya melihat kebaikan sebagai sebuah alat untuk mencapai kesuksesan. Karena itu sesungguhnya ia tidak pernah berubah. Ia saat ini hanya menunjukkan jati dirinya secara lebih jelas dan terang benderang.

Kedua: Berada di Posisi yang Powerful

Tapi ada juga orang yang dahulunya memang benar-benar orang baik. Selalu melakukan kebaikan dan membantu banyak orang. Pengikutnya banyak, pelanggannya banyak dan ia kini telah berada di posisi yang sangat powerful. Dengan reputasi dan kredibilitasnya ia mampu mempengaruh banyak orang. Dan tiba-tiba muncul sebuah godaan di dalam pikirannya.

orang baik powerful
Orang baik yang sudah ada di posisi powerful berpotensi menyalahgunakan kekuasaannya.

Inilah mindset kedua yang membuat orang baik beralih menjadi orang yang tidak baik. Kekuasaan memang sering kali melahirkan godaan-godaan. Ada bisikan-bisikan halus dalam diri kita untuk memanfaatkan kekuasaan. Yang menarik, memanfaatkan itu sering kali cuma berbeda tipis dengan menyalahgunakan. Kekuasaan memang cenderung disalahgunakan. Ini seperti yang sejak lama telah dikumandangkan oleh Lord Acton: Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely.

Ketiga: Orang Baik yang Sudah Merasa Aman

Rasa aman ini muncul ketika kita sudah dikenal luas sebagai orang yang baik dan terpercaya. Saking percayanya orang kepada kita maka tak akan ada satu orangpun yang akan percaya ketika kita melakukan perbuatan yang buruk. Situasi seperti ini sesungguhnya adalah situasi yang teramat rawan.

Kalau tak ada satupun orang di dunia ini yang akan percaya bahwa Anda korupsi bukankah pada gilirannnya Anda akan tergoda untuk melakukan korupsi? Kalau tak ada orang yang akan percaya bahwa Anda berselingkuh bukankah sangat mungkin suatu ketika timbul bisikan-bisikan di keheningan jiwa Anda yang mengajak Anda untuk berselingkuh? Apapun ketidakbaikan yang Anda lakukan tak akan ada orang yang percaya. Nah, disinilah ada bagian-bagian dari diri kita yang membuat kita ingin mencoba melakukan hal itu dan mendapatkan kenikmatan dari sesuatu yang sesungguhnya bukan hak kita.

Ada beberapa profesi dan predikat yang menurut saya cukup rawan karena akan membuat orang yang berada di dalamnya merasa aman seperti: Pemuka Agama, Guru dan Pendidik, Motivator (seperti saya), Pejuang Anti Korupsi dan sebagainya. Orang-orang ini berada di posisi aman karena sudah menyandang predikat terpercaya.

Orang baik Tidak Selamanya Menjadi Baik

Dan inilah yang sering disalahpahami orang: Predikat baik. Padahal baik itu bukanlah predikat, baik hanyalah suatu situasi, suatu keadaan yang terikat pada waktu tertentu saja. Orang yang melakukan kebaikan hari ini tidaklah menjamin bahwa ia akan melakukan kebaikan yang sama di kemudian hari. Bahkan saya ingin mengatakan bahwa melakukan kebaikan hari ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan melakukan kebaikan di masa depan. Kebaikan bukanlah sesuatu yang permanen. Kebaikan senantiasa bersifat sementara.

Kenyataan ini mudah-mudahan bisa membuat kita mawas diri. Anda pernah korupsi? Pernah selingkuh? Bila Anda menjawab “Tidak” itu bagus dan saya akan menyampaikan pujian sekaligus peringatan kepada Anda. Bahwa hari ini Anda tidak korupsi – itu sama sekali tidak menjamin bahwa Anda tidak akan korupsi di masa depan. Bahwa hari ini Anda tidak selingkuh – itu juga bukan jaminan bahwa Anda tidak akan melakukan perselingkuhan di masa depan. Jadi intinya: jangan terbuai oleh kebaikan kita hari ini.

Setiap orang baik selalu punya kemungkinan untuk melakukan ketidakbaikan. Karena itu yang harus kita tingkatkan sesungguhnya adalah kesadaran kita. Sadar bahwa kebaikan itu bukan sebuah predikat, bukan sesuatu yang bersifat permanen. Dan selama Anda bernama manusia senantiasa akan ada godaan dan bisikan kepada Anda untuk meraih kenikmatan.

Akhirnya, jangan pernah lupa akan strategi  yang telah digunakan Setan selama berabad-abad ini: Setan tak pernah menggoda orang jahat, tapi Setan selalu berusaha semaksimal mungkin – dengan segala daya upaya — untuk menggoda orang baik.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


kelebihan arvan pradiansyah